Sudah mulai terasa dampak kenaikan BBM akhir-akhir ini, dimana-mana harga naik, bensin yang dulunya 10 rb tangki motorku nyaris penuh, kini 20 rb, jarum penunjuk belum menunjuk huruf F(Full), kalo siang hari biasanya di kantor masih bisa dapat nasi bungkus harga 6rb kini melonjak sampai 8rb, dan banyak kebutuhan lain yang meningkat hingga 10 - 30 %, bagaimana sebenarnya menyikapi hal ini, harga BBM tidak akan mungkin turun lagi, gaji masih tetap, biaya hidup naik hingga 30 %, nah kalo dibuatkan rumusnya dalam matematika mungkin hasilnya akan minus.
Ini bisa dikatan Ujian bagi sebagian orang (termasuk juga saya), tapi mungkin ada juga yang mengais rejeki dari naiknya harga BBM (spekulan, penimbun misalnya), kalo ulama atau ustadz yang ditanya tenatang cara menyikapinya tentunya mereka kasih resep Sabar, tawakkal, ihktiar dan berdoa , kalo yang ditanya ekonom mungkin dia akan kasi solusi untuk berhemat dan mengatur keuangan sebaik mungkin.
Ada resep yang pernah yang saya dengar dari seorang, coba pisahkan antara kebutuhan dan keinginan, selama ini mungkin antara kebutuhan dan keinginan seriring sejalan, sama-sama dipenuhi, nah disaat seperti ini penuhilah yang betul-betul dibutuhkan dan mulailah hindari keinginan yang mungkin akan menguras keuangan kita, tapi sebenarnya kalo kita yakin akan semuanya dan tetap Sabar, tawakkal, ihktiar dan berdoa Insya Allah kesulitan apapun kan teratasi dengan Izin-Nya, Insya Allah